Apa saja yang ditawarkan Columbia Asia Semarang pada pasien?
Ada berapa spesialis dan akreditasi apa yang dimiliki oleh Columbia Asia Semarang?
Otoplasty, atau dalam bahasa Indonesia otoplasti atau bedah kosmetik telinga, merupakan prosedur kosmetik yang dilakukan untuk merubah ukuran, bentuk, dan posisi telinga. Prosedur ini dilakukan di bagian daun telinga yaitu bagian arikula atau telinga bagian luar yang terdiri dari lipatan tulang rawan (kartilago) dan ditutupi oleh kulit telinga.
Banyak alasan kenapa orang-orang memilih untuk menjalani operasi ini, seperti untuk memperbaiki telinga yang terlalu lebar dan menonjol atau "caplang," ukuran telinga yang terlalu besar atau kecil, dan untuk memperbaiki kerusakan telinga karena cedera atau cacat lahir.
Ada beberapa tipe otoplasti, yang paling sering dilakukan adalah:
Semua jenis otoplasti dapat dilakukan dengan bius lokal maupun bius total. Dengan bius lokal, Anda akan tetap sadar namun telinga Anda akan dibuat mati rasa. Dengan bius total, Anda akan tertidur selama prosedur berlangsung.
Anda biasanya dapat kembali melakukan aktivitas normal, termasuk senam, setelah satu sampai dua minggu setelah operasi. Namun, olahraga seperti sepak bola, karate, dan basket harus dihindari setidaknya 3 bulan setelah operasi. Anda juga tidak diperbolehkan untuk berenang setidaknya 8 bulan setelah otoplasti.
Lebih dari 90% orang yang melakukan prosedur otoplasti mengaku bahwa mereka sangat puas dengan hasil yang didapatkan.
Otoplasti merupakan prosedur operasi yang aman. Namun, Anda harus tahu bahwa tidak ada operasi yang tidak memiliki risiko. Risiko yang dapat terjadi karena otoplasti adalah infeksi, rasa kebas permanen, bekas luka yang telihat jelas, dan hasil yang tidak simetris.
Apa saja yang ditawarkan Columbia Asia Semarang pada pasien?
Ada berapa spesialis dan akreditasi apa yang dimiliki oleh Columbia Asia Semarang?
Apa saja yang ditawarkan Columbia Asia Semarang pada pasien?
Ada berapa spesialis dan akreditasi apa yang dimiliki oleh Columbia Asia Semarang?
BERHASIL MENGHUBUNGI